-kopdarstory-
Bismillah…
“Seorang Arab Badui menampakkan diri kepada Nabi ketika berjalan, lalu ia berkata, ‘Kabarkan kepadaku (amal) yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan dari neraka.’ Beliau menjawab, ‘Engkau sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, engkau dirikan shalat, engkau keluarkan zakat, dan engkau sambunglah silaturrahim.’"
Rasulullah saw.bersabda,
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah silaturrahim.”
Alhamdulillah, atas izin Allah SWT. Untuk pertama kalinya Bloffers Medan -sukses- melaksanakan Kopdar, tepatnya di Café Coffe Cangkir. Sangat luar biasa, karena Kopdar perdana ini langsung diawaki oleh sang Fouding Father, Mas Aulia Rahman. Berawal dari sebuah rencana dadakan dan berakhir dengan sebuah pertemuan nan ceria, bahagia, dan menyenangkan. –Berakhir?! Hey, the end is not yet! ^^-
Kronologi…
Bahkan sejak pagi saya sudah tidak enak badan, karena (gugup) akan bertemu dengan wajah-wajah asing yang sama sekali belum pernah dikenal. Ya, di antara peserta Kopdar hanya Kak Sri (atau yang biasa dipanggil Kak Yanti) yang saya kenal, senior (terbaik) di Fakultas Pertanian + senior di tempat saya "berkerja". “Sisanya” adalah makhluk-makhluk asing yang hanya saya kenal melalui FB. Termasuk sang Founding Father!
Ba’da Jum’at… Pukul 14.20 saya sudah berada di café Coffe Cangkir –Alhamdulillah, bahagia karena berhasil menjadi yang pertama sampai di lokasi, (tapi akibatnya saya menderita karena harus lama menunggu)-. Awalnya saya tidak tahu dimana lokasinya. Setelah nanya ke Om Gugel barulah saya tahu bahwa café tersebut terletak di Jl. Dr. Mansyur, sangat dekat dengan kampus USU.
Kurang lebih 10 menit menunggu saya melihat sesosok pria yang –kelihatannya- sangat sumringah, barangkali karena berhasil menemukan café Coffee Cangkir. Saya langsung bisa menebak bahwa beliau adalah bang Aulia Rahman. Beliau memarkir kendaraan dan segera menghadap ke meja (tempat) saya (duduk):D
Setelah melakukan ritual pertemuan (bersalaman dan saling memperkenakan diri) kami pindah ke meja belakang yang –kelihatannya- lebih nyaman.
30 menit saya dan bang Aulia menunggu kader lain sambil bercerita dan menikmati minuman yang telah dipesan. Tiba-tiba bang Aulia melihat penampakan seorang Akhwat yang berdiri penuh dilema di depan café. “Itu Mbak Sri bukan?”. Saya melihat ke arah Akhwat yang dituju, “Iya Bang, itu Kak Sri. Tapi sepertinya lagi nunggu teman yang lain bang, segan karena baru sendirian aja Akhwatnya…”
Cukup lama Kak Sri menunggu kedatangan dua Akhwat pelaku kopdar lainnya. Karena tidak tega melihat penderitaan sang senior terbaik, saya coba mengirim SMS Kak Sri dan memintanya untuk menunggu di café saja. Tapi –Alhamdulillah- sepertinya sms saya masuk ke HP Kak Sri bertepatan dengan kedatangan Mba’ Lastri dan Mba’ Ayu. Saya dan mas Aulia hanya menyaksikan adegan dramatis dari sebuah pertemuan nan melegakan itu. Setelah mereka saling bersalam dan berkenalan barulah mereka ‘berani’ memasuki café Coffe Cangkir yang sudah lebih dahulu kami kuasai :D
Dari sini saya mendapat pelajaran bahwa, “jangan datang terlambat ke sebuah pertemuan jika tak ingin gugup”. Saya memperhatikan bahwa handphone selalu menjadi pelampiasan kegugupan :D
Sekarang sudah ada lima orang. 2 orang Ikhwan yang bercerita dengan santainya, dan 3 Akhwat sibuk tak menentu karena gugupnya :D. tapi tidak butuh waktu lama untuk kami mengakrabkan suasana. Saya langsung bisa mengidentifikasi karakter bloofers yang saat itu tengah hadir; Mba’ Lastri –ceriwis-, Mba’ Ayu –kalem-, Kak Sri –biasa aja^^-.
Namun sepertinya fenomena kegugupan masih belum berakhir… selang beberapa menit kemudian datanglah Mba’ Anis dan kemudian disusul Bang Riza. –pliss, jangan paksa saya untuk menerangkan betapa menggelisahkannya kondisi mereka :D-. Namun khusus untuk kedatangan bang Riza sebagai peserta yang paling terakhir sepertinya ada kata-kata yang saya tangkap dari ekspresi Mba’ Anis, “Rasain kamu, saya pun tadinya juga grogi” wkwkwk… :D
Yups, Semuanya ada 7 orang…
dan semuanya baru berkumpul ketika azan Ashar hampir berkumandang. Walaupun hanya sempat bertemu tak lebih dari 2 jam, tapi sepertinya kami sudah sangat akrab dalam hangatnya persahabatan ^^
Setelah menikmati makanan di cafe, bercerita, tertawa, dan bahagia bersama, akhirnya saya –sebagai bloofer yang pertama kali hadir- harus labih dulu pamit karena sebelumnya sudah ada janji untuk menghadiri suatu agenda. Namun sebelum itu saya ingin menceritakan tentang “kemurahatian” sang Founding Father, bang Aulia. Setelah pelayan café mengantarkan bon tagihan entah kenapa tiba-tiba bloofers kompak tunduk mengheningkan cipta, kemudian bang Aulia dengan dengan penuh kewibawaan dan kebijaksanaan sebagai pemimpin pertemuan langsung berinisiatif mengeluarkan dompet dan membayar semua tagihan… anehnya -tanpa perasaan bersalah- bloofers langsung mengucapkan terimakasih kepada bang Aulia –padahal belum tentu ditraktir-…
“kalau sudah seperti ini bagaimana lagi uang kan kembali?” ujar bang Aulia dalam hati… wkwkwk :D
Bismillah…
“Seorang Arab Badui menampakkan diri kepada Nabi ketika berjalan, lalu ia berkata, ‘Kabarkan kepadaku (amal) yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan dari neraka.’ Beliau menjawab, ‘Engkau sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, engkau dirikan shalat, engkau keluarkan zakat, dan engkau sambunglah silaturrahim.’"
Rasulullah saw.bersabda,
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah silaturrahim.”
Alhamdulillah, atas izin Allah SWT. Untuk pertama kalinya Bloffers Medan -sukses- melaksanakan Kopdar, tepatnya di Café Coffe Cangkir. Sangat luar biasa, karena Kopdar perdana ini langsung diawaki oleh sang Fouding Father, Mas Aulia Rahman. Berawal dari sebuah rencana dadakan dan berakhir dengan sebuah pertemuan nan ceria, bahagia, dan menyenangkan. –Berakhir?! Hey, the end is not yet! ^^-
Kronologi…
Bahkan sejak pagi saya sudah tidak enak badan, karena (gugup) akan bertemu dengan wajah-wajah asing yang sama sekali belum pernah dikenal. Ya, di antara peserta Kopdar hanya Kak Sri (atau yang biasa dipanggil Kak Yanti) yang saya kenal, senior (terbaik) di Fakultas Pertanian + senior di tempat saya "berkerja". “Sisanya” adalah makhluk-makhluk asing yang hanya saya kenal melalui FB. Termasuk sang Founding Father!
Ba’da Jum’at… Pukul 14.20 saya sudah berada di café Coffe Cangkir –Alhamdulillah, bahagia karena berhasil menjadi yang pertama sampai di lokasi, (tapi akibatnya saya menderita karena harus lama menunggu)-. Awalnya saya tidak tahu dimana lokasinya. Setelah nanya ke Om Gugel barulah saya tahu bahwa café tersebut terletak di Jl. Dr. Mansyur, sangat dekat dengan kampus USU.
Kurang lebih 10 menit menunggu saya melihat sesosok pria yang –kelihatannya- sangat sumringah, barangkali karena berhasil menemukan café Coffee Cangkir. Saya langsung bisa menebak bahwa beliau adalah bang Aulia Rahman. Beliau memarkir kendaraan dan segera menghadap ke meja (tempat) saya (duduk):D
Setelah melakukan ritual pertemuan (bersalaman dan saling memperkenakan diri) kami pindah ke meja belakang yang –kelihatannya- lebih nyaman.
30 menit saya dan bang Aulia menunggu kader lain sambil bercerita dan menikmati minuman yang telah dipesan. Tiba-tiba bang Aulia melihat penampakan seorang Akhwat yang berdiri penuh dilema di depan café. “Itu Mbak Sri bukan?”. Saya melihat ke arah Akhwat yang dituju, “Iya Bang, itu Kak Sri. Tapi sepertinya lagi nunggu teman yang lain bang, segan karena baru sendirian aja Akhwatnya…”
Cukup lama Kak Sri menunggu kedatangan dua Akhwat pelaku kopdar lainnya. Karena tidak tega melihat penderitaan sang senior terbaik, saya coba mengirim SMS Kak Sri dan memintanya untuk menunggu di café saja. Tapi –Alhamdulillah- sepertinya sms saya masuk ke HP Kak Sri bertepatan dengan kedatangan Mba’ Lastri dan Mba’ Ayu. Saya dan mas Aulia hanya menyaksikan adegan dramatis dari sebuah pertemuan nan melegakan itu. Setelah mereka saling bersalam dan berkenalan barulah mereka ‘berani’ memasuki café Coffe Cangkir yang sudah lebih dahulu kami kuasai :D
Dari sini saya mendapat pelajaran bahwa, “jangan datang terlambat ke sebuah pertemuan jika tak ingin gugup”. Saya memperhatikan bahwa handphone selalu menjadi pelampiasan kegugupan :D
Sekarang sudah ada lima orang. 2 orang Ikhwan yang bercerita dengan santainya, dan 3 Akhwat sibuk tak menentu karena gugupnya :D. tapi tidak butuh waktu lama untuk kami mengakrabkan suasana. Saya langsung bisa mengidentifikasi karakter bloofers yang saat itu tengah hadir; Mba’ Lastri –ceriwis-, Mba’ Ayu –kalem-, Kak Sri –biasa aja^^-.
Namun sepertinya fenomena kegugupan masih belum berakhir… selang beberapa menit kemudian datanglah Mba’ Anis dan kemudian disusul Bang Riza. –pliss, jangan paksa saya untuk menerangkan betapa menggelisahkannya kondisi mereka :D-. Namun khusus untuk kedatangan bang Riza sebagai peserta yang paling terakhir sepertinya ada kata-kata yang saya tangkap dari ekspresi Mba’ Anis, “Rasain kamu, saya pun tadinya juga grogi” wkwkwk… :D
Yups, Semuanya ada 7 orang…
dan semuanya baru berkumpul ketika azan Ashar hampir berkumandang. Walaupun hanya sempat bertemu tak lebih dari 2 jam, tapi sepertinya kami sudah sangat akrab dalam hangatnya persahabatan ^^
Setelah menikmati makanan di cafe, bercerita, tertawa, dan bahagia bersama, akhirnya saya –sebagai bloofer yang pertama kali hadir- harus labih dulu pamit karena sebelumnya sudah ada janji untuk menghadiri suatu agenda. Namun sebelum itu saya ingin menceritakan tentang “kemurahatian” sang Founding Father, bang Aulia. Setelah pelayan café mengantarkan bon tagihan entah kenapa tiba-tiba bloofers kompak tunduk mengheningkan cipta, kemudian bang Aulia dengan dengan penuh kewibawaan dan kebijaksanaan sebagai pemimpin pertemuan langsung berinisiatif mengeluarkan dompet dan membayar semua tagihan… anehnya -tanpa perasaan bersalah- bloofers langsung mengucapkan terimakasih kepada bang Aulia –padahal belum tentu ditraktir-…
“kalau sudah seperti ini bagaimana lagi uang kan kembali?” ujar bang Aulia dalam hati… wkwkwk :D
kalo bloofers makassar kalo kopdaran mah nda ada edisi kalem2an kang, langsung cakar2an aja...heheh
ReplyDeletesalam ukhuwah^^
beberapa cerita ttg kopdaran kami, ada disini kang
http://jejaksimungil.blogspot.com/search/label/bloof
Entah kenapa semenjak gabung di Bloof saya sangat ingin ke Makasar - "Sarang Bloofers" ^^
DeleteSalam Ukhuwah (juga) Mba'!
wuahaha..
ReplyDeletengakak bacanya..
aah..lagi2 saya dibilang ceriwis T.T
tp biarlah, saya kan ceriwis biar akhwat yg lain gak pd mengheningkan cipta :p
hijry..stop manggil saya dan ayu dgn sebutan mbak.. kita bertiga seumuran looh --"
btw, siap2 buat nraktir kami di kopdar ke 2 ya :D
Lha... bukannya Mba' sendiri yang bilang klo sifat 'asli' Mba' itu ceriwis? ^^"
DeleteSaya tahu kok kalo kita b3 seumuran. Tapi klw diminta stop manggil Mba'?! O... tidak bisa... karena saya suka -dianggap- sebagai bloofers 'termuda'. Hehee
ooh, ini toh korban keterlambatan para bloofers..
ReplyDeleteselamat ya anda gak ikut-ikutan nyiksa tuts hape..:P
wah, si hijry ni..kirain bungsu di kopdaran, ternyata pada seumuran toh sama ismi..
btw, pas baca kalimat terakhir tentang suara hati bang aul,
masuk akal #ehh kok gak kepikiran ya..
hening #kabur
ooh, ini toh Mba' yang datang-datang langsung nyeruput jus setu gelas... *KERING, Langsung habis!!! :D
DeleteIya Mba' Anis, walaupun seumuran tapi tetap saja saya tidak -kelihatan- setua Mba' Ismi... hehee
Sepertinya bang Aul pun 'galau', mau ngomen apa... :D
Penasaran kepingin ikut..
ReplyDeletehihii..
udah seru, dtraktir pula
lengkap dech
hihi
Medan juga ya Bang? Wah... sayang sekali ya *kasian karena ndak dapat traktiran :D
DeleteInsya Allah, Kopdar Bloofers Medan akan jadi agenda rutin -mengingat banyak yang 'berkeinginan' jadi donator- :D
bahkan yang adikan juga dipanggil abang sama si Hijry ini. heheh
Deletehijri: "lah mana saya tahu"
haha ^^v
Kopdar perdana mmg selalu penuh dengan cerita dan akan menimbulkan ketagihan,hihihi....
ReplyDelete#salam ukhuwah n salam Blofers ^^d
Betul Mba'... apalagi klw ditraktir, pasti jadi makin ketagihan ^^
DeleteSalam Ukhuwah (juga)!
hueheheh
ReplyDeletehape jadi korban pelampiasan kegugupan.
bener tuh hijri..
bisa jadi mas Aulnya sebenarnya mau nagih di akhir pertemuan.
selanjutnya cuma bisa pasrah dehhh
hahahah
Kita liat aja nanti Mba' Ayu... Saya yakin bang Aul juga 'kecanduan' nraktir bloofers yang "baik" dan "menyenangkan" seperti kita :D
Delete“kalau sudah seperti ini bagaimana lagi uang kan kembali?” ujar bang Aulia dalam hati… wkwkwk :D
ReplyDeletehijry bisa mengerti bahasa kalbu kang Aul yak, hebat...
salam ukhuwah
demikianlah suara hati yang jelas terpatri melalui ekspresi beliau Mba' ^^
DeleteSalam Ukhuwah (juga)!
haha.. menderitanya kalau datang telat,, zzzzzz
ReplyDeletehahaa... iya bg Riza, tapi kan jadinya bisa dapat "pelajaran" :D
DeleteWaaah, kakak suka dibilang "biasa aja" :D
ReplyDeleteTau banget ya Hijry, kegugupan dilampiaskan pada handphone :P
Karena sudah biasa (ketemu) Kak ^^
DeleteIya Kak, palingan cuma ngetik2 SMS trus dihapus lagi... hehee
ntar klo kopdar lagi, n gugup lagi ketikan kata lwat sms "aku gugup!" trus send all ke bloofers medan, :D hahaha
Delete